Total Tayangan Halaman

Selasa, 10 Mei 2011

surat-surat diam ku yang membatu


(surat-surat diam ku yang membatu)
Istriku,
mari lah kita duduk di antara bulan
dan kesyahduan bintang-bintang



tenggelam di kelam malam,
tanpa serta sepatah kata
hanya duduk dan saling diam



menemani perginya malam ...
(inilah duduk dan saling diam yang begitu indah karena kita t'lah sama-sama mengerti bahwa semua persoalan hidup akan dijernihkan dan digenapkan oleh sang waktu)


Kasih,
bagai berdzikir ku baca surat-surat diam mu
surat-surat yang kau tulis dengan air mata

Istriku,
ketika waktu t'lah terbaring hening
kisah kasih kita nanti tinggallah sketsa
memudar meredup begitu saja


bersama bintang yang tenggelam dan langit pun kosong ...

Kasih,
di atas tanah merah ini ku kubur surat-surat diam mu
surat-surat diam mu yang membatu

dan yang tersisa kini tinggallah pusara
bernisankan cinta

Istriku

walau t’lah tiada
kenang-kenang kan lah aku …

kasih,
kau kan s’lalu ada
di setiap pori-pori jiwaku




”surat-surat diamku yang membatu” terinspirasi oleh seorang suami yang membuat sekumpulan surat-surat cinta untuk istri nya.

Surat-surat yang tidak pernah ia kirimkan pada istrinya karena sesuatu hal.
Dan sang suami berharap suatu hari kelak ketika ia telah tiada, sang istri akan membaca kumpulan surat-surat cinta nya agar sang istri tahu kalau ia benar-benar mencintainya.






wans_sabang

Tidak ada komentar: