Total Tayangan Halaman

Selasa, 19 Januari 2010

IQRA - WANS SABANG

IQRA

IQRA
BACALAH !

SIAPAKAH YANG T'LAH MENCIPTAKAN MU ?

siapa kah aku?
untuk apa aku diciptakan ?
BACALAH !
siapakah kamu?
untuk apa kamu cipta kan aku?
BACALAH !
BACALAH !
BACALAH !

TAHU KAH KAMU, DARI APAKAH KAMU DICIPTAKAN ?

pertanyaan ku saja belum kau jawab, untuk apa lagi aku harus menjawab pertanyaan mu

MENGAPA PULA AKU HARUS MENJAWAB PERTANYAAN MU


ternyata kamu : egois !
KARENA AKU LAH YANG MENCIPTAKAN MU

MENGAPA KAMU TERUS BERTANYA DAN KERAS KEPALA

karena aku adalah manusia


(IQRA' - WANS SABANG)

Jumat, 15 Januari 2010

KHUSYU - WANS SABANG

KHUSYU

ruku dan sujud yang beku
kembali mati tanpau mau
menyatu di keharibaan nan agung
masih adakah kuasa dan keinginan
dari hati yang penuh malu

(KHUSYU - WANS SABANG, 19 juni 1994)

ALBUM - WANS SABANG

ALBUM

seberkas waktu seperti debu

seraut wajah tinggal sejarah

menyimpan kenangan yang tak pernah redup


walau tersimpan dalam album yang t'lah lapuk



(ALBUM - WANS SABANG, 6 april 1994)

DI ATAS REL KERETA - WANS SABANG

DI ATAS REL KERETA

di atas rel kereta
berjalan setapak saling bercanda
menakar rasa
menerka cinta




di atas rel kereta
berjalan setapak bergandengan tangan
dimainkan angan
hati menjadi ringan

di atas rel kereta
berjalan bersandar di bahu
menyamakan mau
menyatukan rindu


(DIATAS REL KERETA - WANS SABANG, 4 februari 1984)

Kamis, 14 Januari 2010

harmonis


air mengawini bumi adalah rasa
dan bumi menikmati dan larut adalah cinta
saling berkumpul dan bergumul,
menyatu tapi tidak mengubah adalah kasih


air mengawini bumi dengan sadar dan suka rela adalah adil
dan bumi menerima dengan suka cita adalah kekayaan
air dan bumi saling menerima dan rela adalah kemakmuran

air mengawini bumi
dan bumi menikmati
tidak saling menenggelamkan adalah harmonis

(air mengawini bumi, 11 januari 1994)

malam malam basi
sepi sendiri
malam malam beku
sepi membatu


di ujung beku
bisu kukuh
diam di hati yang tak berpintu

(sepi, 22 maret 1992)

Rabu, 13 Januari 2010

Matahari Ingkar Janji


matahari
terus bermimpi
bulan di pinang menjadi istri
matahari
pucat pasi
pagi tak jadi datang kemari


di padang ilalang
kita berjumpa
di padang ilalang
kita bercerita

matahari
ingkar janji
meninggalkan bulan seribu misteri

dipadang ilalang
kita bercinta
di padang ilalang
kita berpisah

bulan
setia menanti
mtahari kapan kembali ?

(Matahari Ingkar Janji, 1 Juni 1992)

Dewa dan Dewi


getar
ter
getar
binar binar
indera ku
memancar


ada
sesuatu
di kedalaman
mata mu
hanya aku
yang tahu
ada aku
disitu

getar
ter
getar
cinta
pada pandangan
mata

ada
sesuatu
di keanggunan
sikap mu
hanya aku
yang tahu
ada dewi
di diri mu

getar
ter
getar
cinta
pada pandangan
pertama

ada
sesuatu
di kemunafikkan
sikap ku
walau kau
tak tahu
ada dewa
yang setia di sisi mu

(dewa dan dewi, 2 Oktober 1991)

Curug Sawer


plak ... plak ...  plak ...
prek ... prek ... prek ...

beribu ribu
ribu langkah

beribu ribu
ribu lelah

mendaki daki                              
tiada henti
tinggi tinggi
semakin sepi

beribu ribu
kaki melangkah
tak perduli
kuatkan hati

plak ... plak ... plak ...
prek ... prek ... prek ...
selamat datang sobat !

air bening
jiwa hening

lir ilir lir ilir
air terus mengalir
wer ewer wer ewer
air mengalir dari curug sawer

(Curug Sawer, Situ Gunung, Sukabumi, 1989)



dari Pangrango terus ke Gede


rambut sebahunya
diikat bandana
tubuh ringkihnya
di tutupi jaket merah


senyum tipis
menemani dingin di ketinggian
basa basi
menemani angin di keheningan

sendiri mandiri
di Pangrango
ku lempar senyum kagumku
tak perduli ia terus mendaki
sesekali lelah tetap tak mau kalah

ditemani gerimis
wajahnya bertambah manis
ini bukan halusinasi
dan Gede jadi saksi

dari Pangrango terus ke Gede
begitu ia nikmati kesendiriannya
dari Pangrango terus ke Gede
akhirnya ku nikmati tawa renyah nya


(dari Pangrango terus ke Gede, 21 Oktober 1991)