tuanku,
bagaimana bisa kau hidangkan stelan busana mahal dengan sulaman darah dari anak-anak yang nyawanya kau tikam berkali-kali,
yang seratnya adalah air mata segala masa yang kau rajam dengan alas kata-kata politis yang terdengar miris,
yang lapis dalamnya adalah benakmu yang tak tersentuh cinta Ilahi lagi,
melainkan rasa gagah yang memahkotaimu dengan judul baru : tuhan bagi nyawa dan luka...
Jakarta, 6 Januari 2009
didedikasikan bagi korban perang jalur Gaza
(dipublikasikan pada acara RRI & Dompet Dhuafa utk Palestina, 7 Januari 2009 & TVRI, 11 Januari 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar