surat surat diamku yang membatu dari sekedar desah resah hingga menggema dengan atau tanpa makna
Total Tayangan Halaman
Jumat, 26 Maret 2010
Kamis, 25 Maret 2010
Sabtu, 13 Maret 2010
PEREMPUAN DAN KALIMAT AZIMAT - WENI SURYANDARI
PEREMPUAN DAN KALIMAT AZIMAT
Aku perempuan yang telapak tangannya
menangguk air mata dan bulir keringat
demi menyiram benih pada nyawanyawa sejiwa
rontokkan kalimat azimat kitab suci teragung
Yang dipujapuji dan dikeramatkan
Langit tak mampu memindah bola matanya
Ia tahu dengusku meletih perih
Saat suara lelaki berteriak pongah “Hei, nak. Laki laki tak boleh pegang sapu!”
(ia lihat seorang balita lelaki memegang sapu di sebuah teras)
Darah mancur dari ubunubunku
“Siapa katakan itu? Jika perempuan bisa kumpulkan rupiah
Mengapa lelaki tak boleh pegang sapu?”
Langit menangis tersedan bukan di musimnya
Petir menyambar lalu apinya didihkan salju
Sementara lelaki itu terbahak mengipas pongah
sambil main burung satusatunya yang ia miliki dan banggakan
Ia tak sadar bahwa ia makan dari keringat perempuan
yang buah dadanya terbitkan syahwat lelaki?
Teladan Nabi Muhammad mana yang kau ambil jadikan pegangan?
Pintu kemarahan,
Jelang akhir September 2009
HANYA BILA AKU SEORANG IBU - HELGA WOROTITJAN
HANYA BILA AKU SEORANG IBU
waktu Kau menitipkan mereka di rahimku,
aku pikir aku akan baik-baik saja
waktu Kau ukir bentuk dan rupa mereka,
kupikir aku akan baik-baik saja
waktu Kau sakitkan lahir mereka,
kupikir aku akan baik-baik saja
waktu Kau wajibkan susuku pada mereka,
kupikir aku akan baik-baik saja
waktu Kau desahkan kata pertama 'mama' pada lidah mereka,
kupikir aku akan baik-baik saja
waktu Kau pakaikan gembira luar biasa melihat langkah pertama mereka,
kupikir aku akan baik-baik saja
waktu Kau membuatku tetap terjaga pada malam-malam mereka demam,
kupikir aku akan baik-baik saja
waktu Kau mengantarku temani hari sekolah pertama mereka,
kupikir aku akan baik-baik saja
waktu Kau membisakan mereka bertanya dan menjawab tentang hidup,
kupikir aku akan baik-baik saja
waktu Kau membuat mereka berbeda sifat,
kupikir aku akan baik-baik saja
waktu Kau sadarkanku bahwa mereka perempuan,
kupikir aku akan baik-baik saja
waktu Kau minta waktuku untuk lembar rupiah bagi jajan mereka,
kupikir aku akan baik-baik saja
waktu Kau memerihkanku ketika mengawal hari mereka lewat telepon kantor,
kupikir aku akan-baik-baik saja
waktu Kau memintaku menjaga mereka sebagai titipanMu,
kupikir aku akan baik-baik saja
waktu Kau mengikatku dengan rasa bahagia berada dekat mereka,
kupikir aku akan baik-baik saja
waktu Kau mengharu biru sembabkan perasaanku ketika mereka dalam pelukku,
kupikir aku akan baik-baik saja
menghenyak juga menghentak saat aku tahu,
semua itu Kau ijinkan aku nikmati,
hanya bila aku seorang ibu.
__________________________
BUT I AM A MOTHER
as you placed them in my womb,
i thought i would be fine
as you sculpted their bodies and faces,
i thought i would be fine
as you bourne pain to deliver them,
i thought i would be fine
as you obliged my breast milk for them,
i thought i would be fine
as you gust their tongue for their first word 'mother',
i thought i would be fine
as you slipped on ecstasy seeing their first steps,
i thought i would be fine
as you kept me awake in the middle of the nights of their high fever,
i thought i would be fine
as you escort me when i took them to their first day of school,
i thought i would be fine
as you let them query about life,
i thought i would be fine
as you built their differences,
i thought i would be fine
as you awaken me of their feminine,
i thought i would be fine
as you demanded my time for their pocket money,
i thought i would be fine
as you impaired me when i start their days by work phone conversation,
i thought i would be fine
as you asked me to look after them as your consignment,
i thought i would be fine
as you reminded me of the happiness being near them,
i thought i would be fine
as you touched my feelings when i have them in my arms,
i thought i would be fine
...................
suddenly i am awaken for those YOU permit me to take pleasure in,
but i am a mother
December 24, 2008
(diterjemahkan dg supervisiku oleh Anna Monica)
KATA YANG KU PETIK SEPAGI INI - HELGA WOROTITJAN
KATA YANG KU PETIK SEPAGI INI
Bila ada kata yang mesti kupetik sepagi ini,
bolehkah itu mengenai kamu dan aku ?
Yang menyerah pada rindu yang bertumpuk-tumpuk dan kata-kata ingin bertemu hingga berkarung-karung.
Bayangkan bagaimana aku harus membereskannya siang nanti,
menatanya satu-satu,
menyusunnya sedang-sedang agar tak terlalu tinggi tumpukannya,
mengeluarkan rasa ingin jumpa yang banyak itu agar pindah ke rak pertemuan akhir minggu ini.
Bayangkan, tak menunggu siangpun aku segera berpeluh membereskannya,
menjemput lelah yang tak pernah benar-benar lelah,
karena olehmu aku tak pernah kau buat kalah
duren sawit, januari 2009
TUANKU - HELGA WOROTITJAN
TUANKU
tuanku,
bagaimana bisa kau hidangkan stelan busana mahal dengan sulaman darah dari anak-anak yang nyawanya kau tikam berkali-kali,
yang seratnya adalah air mata segala masa yang kau rajam dengan alas kata-kata politis yang terdengar miris,
yang lapis dalamnya adalah benakmu yang tak tersentuh cinta Ilahi lagi,
melainkan rasa gagah yang memahkotaimu dengan judul baru : tuhan bagi nyawa dan luka...
Jakarta, 6 Januari 2009
didedikasikan bagi korban perang jalur Gaza
(dipublikasikan pada acara RRI & Dompet Dhuafa utk Palestina, 7 Januari 2009 & TVRI, 11 Januari 2009)
tuanku,
bagaimana bisa kau hidangkan stelan busana mahal dengan sulaman darah dari anak-anak yang nyawanya kau tikam berkali-kali,
yang seratnya adalah air mata segala masa yang kau rajam dengan alas kata-kata politis yang terdengar miris,
yang lapis dalamnya adalah benakmu yang tak tersentuh cinta Ilahi lagi,
melainkan rasa gagah yang memahkotaimu dengan judul baru : tuhan bagi nyawa dan luka...
Jakarta, 6 Januari 2009
didedikasikan bagi korban perang jalur Gaza
(dipublikasikan pada acara RRI & Dompet Dhuafa utk Palestina, 7 Januari 2009 & TVRI, 11 Januari 2009)
SELAMAT TINGGAL - CHAIRIL ANWAR
SELAMAT TINGGAL
Aku berkaca
Bukan buat ke pesta
Ini muka penuh luka
Siapa punya?
Kudengar seru-menderu
- dalam hatiku? –
Apa hanya angiun lalu?
Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam buta
Ah…!!!
Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal…
Selamat tinggal…!!!
Chairil Anwar
12 Juli 1943
Aku berkaca
Bukan buat ke pesta
Ini muka penuh luka
Siapa punya?
Kudengar seru-menderu
- dalam hatiku? –
Apa hanya angiun lalu?
Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam buta
Ah…!!!
Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal…
Selamat tinggal…!!!
Chairil Anwar
12 Juli 1943
MULUTMU MENCUBIT DI MULUTKU - CHAIRIL ANWAR
MULUTMU MENCUBIT DI MULUTKU
Mulutmu mencubit di mulutku
Menggelegak benci sejenak itu
Mengapa merihmu tak kucekik pula
Ketika halus-perih kau meluka??
12 Juli 1943
Chairil Anwar
PENERIMAAN - CHAIRIL ANWAR
PENERIMAAN
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
Maret 1943
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
Maret 1943
SENJA DI PELABUHAN KECIL - CHAIRIL ANWAR
SENJA DI PELABUHAN KECIL
buat Sri Ajati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai ke empat, sedu penghabisan bisa terdekap.
Chairil Anwar
1946
TERLANJUR AKU MENGAGUMIMU - SAUT POLTAK TAMBUNAN
TERLANJUR AKU MENGAGUMIMU (saut poltak tambunan)
Terlanjur siang saat aku sadar kau bukan lautku,
sia-sia saja aku menyelam sebab padamu tidak kutemukan kedalaman.
Engkau bukan sungai, sia-sia aku arungi engkau sebab padamu tidak jua kutemukan arus dan jeram.
Mungkin engkau telaga, tetapi tak jua aku bisa bercermin sebab padamu tidak kutemukan kebeningan.
Engkau cuma genangan dangkal berlumpur. Padamu hanya ada buih dan riak yang gelisah manakala badai tiba.
Aku kecewa.
spt, Mei 2009
Terlanjur siang saat aku sadar kau bukan lautku,
sia-sia saja aku menyelam sebab padamu tidak kutemukan kedalaman.
Engkau bukan sungai, sia-sia aku arungi engkau sebab padamu tidak jua kutemukan arus dan jeram.
Mungkin engkau telaga, tetapi tak jua aku bisa bercermin sebab padamu tidak kutemukan kebeningan.
Engkau cuma genangan dangkal berlumpur. Padamu hanya ada buih dan riak yang gelisah manakala badai tiba.
Aku kecewa.
spt, Mei 2009
Kamis, 11 Maret 2010
SAJAK SEORANG TUA TENTANG BANDUNG LAUTAN API - WS RENDRA
SAJAK SEORANG TUA TENTANG BANDUNG LAUTAN API
Bagaimana mungkin kita bernegara
Bila tidak mampu mempertahankan wilayahnya
Bagaimana mungkin kita berbangsa
Bila tidak mampu mempertahankan kepastian hidup bersama ?
Itulah sebabnya Kami tidak ikhlas
menyerahkan Bandung kepada tentara Inggris
dan akhirnya kami bumi hanguskan kota tercinta itu
sehingga menjadi lautan api
Kini batinku kembali mengenang
udara panas yang bergetar dan menggelombang,
bau asap, bau keringat
suara ledakan dipantulkan mega yang jingga, dan kaki
langit berwarna kesumba
Kami berlaga
memperjuangkan kelayakan hidup umat manusia.
Kedaulatan hidup bersama adalah sumber keadilan merata
yang bisa dialami dengan nyata
Mana mungkin itu bisa terjadi
di dalam penindasan dan penjajahan
Manusia mana
Akan membiarkan keturunannya hidup
tanpa jaminan kepastian ?
Hidup yang disyukuri adalah hidup yang diolah
Hidup yang diperkembangkan
dan hidup yang dipertahankan
Itulah sebabnya kami melawan penindasan
Kota Bandung berkobar menyala-nyala tapi kedaulatan
bangsa tetap terjaga
Kini aku sudah tua
Aku terjaga dari tidurku
di tengah malam di pegunungan
Bau apakah yang tercium olehku ?
Apakah ini bau asam medan laga tempo dulu
yang dibawa oleh mimpi kepadaku ?
Ataukah ini bau limbah pencemaran ?
Gemuruh apakah yang aku dengar ini ?
Apakah ini deru perjuangan masa silam
di tanah periangan ?
Ataukah gaduh hidup yang rusuh
karena dikhianati dewa keadilan.
Aku terkesiap. Sukmaku gagap. Apakah aku
dibangunkan oleh mimpi ?
Apakah aku tersentak
Oleh satu isyarat kehidupan ?
Di dalam kesunyian malam
Aku menyeru-nyeru kamu, putera-puteriku !
Apakah yang terjadi ?
Darah teman-temanku
Telah tumpah di Sukakarsa
Di Dayeuh Kolot
Di Kiara Condong
Di setiap jejak medan laga. Kini
Kami tersentak,
Terbangun bersama.
Putera-puteriku, apakah yang terjadi?
Apakah kamu bisa menjawab pertanyaan kami ?
Wahai teman-teman seperjuanganku yang dulu,
Apakah kita masih sama-sama setia
Membela keadilan hidup bersama
Manusia dari setiap angkatan bangsa
Akan mengalami saat tiba-tiba terjaga
Tersentak dalam kesendirian malam yang sunyi
Dan menghadapi pertanyaan jaman :
Apakah yang terjadi ?
Apakah yang telah kamu lakukan ?
Apakah yang sedang kamu lakukan ?
Dan, ya, hidup kita yang fana akan mempunyai makna
Dari jawaban yang kita berikan.
SAJAK BURUNG-BURUNG KONDOR - WS RENDRA
SAJAK BURUNG-BURUNG KONDOR
Angin gunung turun merembes ke hutan,
lalu bertiup di atas permukaan kali yang luas,
dan akhirnya berumah di daun-daun tembakau.
Kemudian hatinya pilu
melihat jejak-jejak sedih para petani - buruh
yang terpacak di atas tanah gembur
namun tidak memberi kemakmuran bagi penduduknya.
Para tani - buruh bekerja,
berumah di gubug-gubug tanpa jendela,
menanam bibit di tanah yang subur,
memanen hasil yang berlimpah dan makmur
namun hidup mereka sendiri sengsara.
Mereka memanen untuk tuan tanah
yang mempunyai istana indah.
Keringat mereka menjadi emas
yang diambil oleh cukong-cukong pabrik cerutu di Eropa.
Dan bila mereka menuntut perataan pendapatan,
para ahli ekonomi membetulkan letak dasi,
dan menjawab dengan mengirim kondom.
Penderitaan mengalir
dari parit-parit wajah rakyatku.
Dari pagi sampai sore,
rakyat negeriku bergerak dengan lunglai,
menggapai-gapai,
menoleh ke kiri, menoleh ke kanan,
di dalam usaha tak menentu.
Di hari senja mereka menjadi onggokan sampah,
dan di malam hari mereka terpelanting ke lantai,
dan sukmanya berubah menjadi burung kondor.
Beribu-ribu burung kondor,
berjuta-juta burung kondor,
bergerak menuju ke gunung tinggi,
dan disana mendapat hiburan dari sepi.
Karena hanya sepi
mampu menghisap dendam dan sakit hati.
Burung-burung kondor menjerit.
Di dalam marah menjerit,
bergema di tempat-tempat yang sepi.
Burung-burung kondor menjerit
di batu-batu gunung menjerit
bergema di tempat-tempat yang sepi
Berjuta-juta burung kondor mencakar batu-batu,
mematuki batu-batu, mematuki udara,
dan di kota orang-orang bersiap menembaknya.
sebuah cerpen karya wans (perlu revisi)
Cinta ... seperti yang lain nya : makan, minum, bernapas, berjalan atau mungkin kentut adalah suatu hal yang biasa-biasa saja, tidak istimewa dan terkadang membosankan.
Mungkin definisiku tentang cinta berbeda dengan definisi kebanyakan orang. Jujur saja memang hanya itu yang ada dalam isi kepalaku.
Melihat orang lain jatuh cinta, buat gue sama saja ketika gue menonton film horor, harus nya seram dan menakutkan tapi buat gue semua nya itu norak dan basi. Di dunia ini mana ada sih setan?!, apa lagi yang namanya kuntilanak, pocong atau genderuwo.
Seumur hidup, gue belum pernah ketemu apalagi sampai ngobrol. Buat gue yang nama nya setan adalah manusia yang pekerjaan nya merugikan orang lain, seperti jambret, tukang todong, maling dan copet. Kalau manusia tersebut pekerjaan nya merugikan orang banyak atau merugikan rakyat, seperti para koruptor, itu nama nya raja setan.
Cinta, cinta, cinta ... beberapa teman gue ngomong tentang cinta sama gue.
“Don, sampai saat ini, benar lho belum menemukan cinta sejati lho?. (sambil teman gue mengerutkan keningnya berfikir) A...tau, gue yakin deh sebenarnya cinta itu pernah datang ke dalam relung hati lho tapi lho nya yang gak ‘ngeh!, karena lho gak ngerti apa itu cinta dan untuk apa itu cinta?, benar gak, Don!.” Kata temanku meyakin kan.
Masa sih?, ah gue gak yakin!. Jawab gue dalam hati cuma pada waktu teman gue menjelaskan nya dengan serius, gue manggut-manggut demi menghormati dia saja selebihnya gue gak ngerti apa yang dijelaskan.
“Jatuh cinta itu dahsyat, man... ada suatu getaran energi listrik yang bisa lho rasakan.” Jelas teman gue, seorang mahasiswa jurusan teknik elektro.
sukar untuk dilukiskan dengan kata-kata. Ada
Mungkin definisiku tentang cinta berbeda dengan definisi kebanyakan orang. Jujur saja memang hanya itu yang ada dalam isi kepalaku.
Melihat orang lain jatuh cinta, buat gue sama saja ketika gue menonton film horor, harus nya seram dan menakutkan tapi buat gue semua nya itu norak dan basi. Di dunia ini mana ada sih setan?!, apa lagi yang namanya kuntilanak, pocong atau genderuwo.
Seumur hidup, gue belum pernah ketemu apalagi sampai ngobrol. Buat gue yang nama nya setan adalah manusia yang pekerjaan nya merugikan orang lain, seperti jambret, tukang todong, maling dan copet. Kalau manusia tersebut pekerjaan nya merugikan orang banyak atau merugikan rakyat, seperti para koruptor, itu nama nya raja setan.
Cinta, cinta, cinta ... beberapa teman gue ngomong tentang cinta sama gue.
“Don, sampai saat ini, benar lho belum menemukan cinta sejati lho?. (sambil teman gue mengerutkan keningnya berfikir) A...tau, gue yakin deh sebenarnya cinta itu pernah datang ke dalam relung hati lho tapi lho nya yang gak ‘ngeh!, karena lho gak ngerti apa itu cinta dan untuk apa itu cinta?, benar gak, Don!.” Kata temanku meyakin kan.
Masa sih?, ah gue gak yakin!. Jawab gue dalam hati cuma pada waktu teman gue menjelaskan nya dengan serius, gue manggut-manggut demi menghormati dia saja selebihnya gue gak ngerti apa yang dijelaskan.
“Jatuh cinta itu dahsyat, man... ada suatu getaran energi listrik yang bisa lho rasakan.” Jelas teman gue, seorang mahasiswa jurusan teknik elektro.
sukar untuk dilukiskan dengan kata-kata. Ada
AKU BERADA KEMBALI - KUMPULAN PUISI CHAIRIL ANWAR
AKU BERADA KEMBALI
Aku berada kembali. Banyak yang asing:
air mengalir tukar warna,kapal kapal,
elang-elang
serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain;
rasa laut telah berubah dan kupunya wajah
juga disinari matari lain.
Hanya
Kelengangan tinggal tetap saja.
Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan;
lebih lengang pula ketika berada antara
yang mengharap dan yang melepas.
Telinga kiri masih terpaling
ditarik gelisah yang sebentar-sebentar
seterang
guruh
1949
Aku berada kembali. Banyak yang asing:
air mengalir tukar warna,kapal kapal,
elang-elang
serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain;
rasa laut telah berubah dan kupunya wajah
juga disinari matari lain.
Hanya
Kelengangan tinggal tetap saja.
Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan;
lebih lengang pula ketika berada antara
yang mengharap dan yang melepas.
Telinga kiri masih terpaling
ditarik gelisah yang sebentar-sebentar
seterang
guruh
1949
AKU - KUMPULAN PUISI CHAIRIL ANWAR
AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
CINTAKU JAUH DI PULAU - KUMPULAN PUISI CHAIRIL ANWAR
CINTAKU JAUH DI PULAU
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.
1946
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.
1946
DERAI DERAI CEMARA - KUMPULAN PUISI CHAIRIL ANWAR
DERAI DERAI CEMARA
Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
1949
Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
1949
DIPONEGORO - KUMPULAN PUISI CHAIRIL ANWAR
DIPONEGORO
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
DO'A - KUMPULAN PUISI CHAIRIL ANWAR
DOA
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
13 November 1943
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
13 November 1943
HAMPA - KUMPULAN PUISI CHAIRIL ANWAR
HAMPA
kepada sri
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
kepada sri
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
KARAWANG BEKASI - KUMPULAN PUISI CHAIRIL ANWAR
KARAWANG BEKASI
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi
MAJU - KUMPULAN PUISI CHAIRIL ANWAR
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
Februari 1943
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
Februari 1943
NISAN : KUMPULAN PUISI CHAIRIL ANWAR
NISAN
Bukan kematian benar menusuk kalbu
Keridhaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu di atas debu
Dan duka maha tuan tak bertahta.
Bukan kematian benar menusuk kalbu
Keridhaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu di atas debu
Dan duka maha tuan tak bertahta.
CINTA IMITASI - WANS SABANG
CINTA IMITASI
musik
berputar putar
me mekak kan
O
tak
memeras keringat
basahi
wajah wajah gelisah
musik berputar putar
suara
dari neraka
berjingkrak jingkrak
norak
bersorak sorak
gila
merayu
dalam gemuruh
mebunuh
dalamnya lugu
dalam gelap
menyulap khilaf
dalam lelah
di dera gelisah
kilau lampu
setubuh dua tubuh
tipu menipu
kilau lampu
setubuh dua tubuh
begitu saja berlalu
si pria berkata : aku tidak melacur
hanya menghibur diri
si wanita berkata : aku pun bukan pelacur
hanya menjual diri
wanita pria
tertawa
wanita pria
menuai resah
wanita pria
transaksi
cinta imitasi
(CINTA IMITASI - WANS SABANG)
musik
berputar putar
me mekak kan
O
tak
memeras keringat
basahi
wajah wajah gelisah
musik berputar putar
suara
dari neraka
berjingkrak jingkrak
norak
bersorak sorak
gila
merayu
dalam gemuruh
mebunuh
dalamnya lugu
dalam gelap
menyulap khilaf
dalam lelah
di dera gelisah
kilau lampu
setubuh dua tubuh
tipu menipu
kilau lampu
setubuh dua tubuh
begitu saja berlalu
si pria berkata : aku tidak melacur
hanya menghibur diri
si wanita berkata : aku pun bukan pelacur
hanya menjual diri
wanita pria
tertawa
wanita pria
menuai resah
wanita pria
transaksi
cinta imitasi
(CINTA IMITASI - WANS SABANG)
Langganan:
Postingan (Atom)